Hewan Laut Papua Di Kaimana

wobbegong, hiu karpet, kaimana
Wobbegong

Setelah hewan terrestrial dan jenis burung, sekarang giliran hewan laut menakjubkan yang kutemui selama di Kaimana, Papua Barat. Aku tidak menyertakan hiupaus dalam list karena sudah membahasnya di tulisan sebelumnya. I feel so privileged to see them in person. Anyway, here they are.

  • Ubur-ubur

Banyak sekali jenis ubur-ubur di lautan. I'm not sure which ones I had encountered tapi yang pasti ada yang ukurannya kecil sekali sampai ada yang lebih besar dari bola basket, yang berwarna merah tua. Hewan ini menyengat, jadi harus hati-hati dengan tentakelnya. Namun, tidak apa jika yang disentuh adalah bagian kepalanya. Kadang banyak ubur -ubur yang terdampar di pantai, dan ya seperti namanya, mereka seperti jelly. 

  • Penyu

Reptil air ini biasa terlihat di pagi hari. Keberadaannya bisa dilihat dari moncongnya yang keluar ke permukaan. Orang lokal menyebutnya dengan tataruga, mirip bahasa Portugis. Orang Ambon juga menyebut hewan ini dengan tataruga. Mungkin karena dulu Portugis sudah nongkrong jauh di kawasan ini. Penyu yang kulihat masih muda jadi tidak berharap untuk melihatnya bertelur, setidaknya sampai kita jadi bapak-bapak. 

  • Giant Manta / Ikan Pari Raksasa

Ikan pari manta adalah salah satu ikan terbesar di dunia. Hewan ini tidak menyengat seperti jenis pari lainnya yang lebih kecil. Kami pertama kali melihat ikan ini secara tidak sengaja saat melintasi Selat Iris. Dan bisa ditebak, hewan ini sangat besar. Bentuknya yang persegi seperti ketupat raksasa yang berenang di laut. Namun, sayangnya ia tidak sedang breaching (istilah ketika hewan laut melompat ke atas permukaan air), but its okay, we're more than happy just to see it in person.

    • Paus Bryde's

    Mamalia laut raksasa ini berwarna hitam dan berukuran paling tidak 10-12 meter. Seperti kapal selam! Sangat thrilling saat melihat hewan ini dari dekat. Paus Bryde's (bacanya "Brudes") bisa dijumpai sepanjang tahun di perairan Triton Bay, Kaimana, Papua Barat. Kita bisa melihat water sprout seperti pancuran raksasa menyembur dari hidung mereka. Dan percayalah, meskipun ukuran raksasa yang dimiliki tapi mereka adalah jenis paus "kecil".

      • Lumba-Lumba

      Sebelum ke Kaimana, aku ingin sekali ke Lampung untuk melihat lumba-lumba. Namun, ketika di Kaimana, keinginanku itu hilang. Di sini banyak sekali lumba-lumba, umumnya jenis Indo-Pacific Bottlenose Dolphins atau lumba-lumba hidung botol. Tidak hanya bisa melihat dari atas perahu, kita bahkan berenang di sekitar mereka ditemani hiupaus, giant trevally dan banyak makhluk laut lainnya. Kalau ingin melihat lumba-lumba, datang saja ke Triton Bay. Youll find out way more than what you expect!

        • Wobbegong / Hiu Karpet

        Jangan tanya bagaimana bisa aku melihat hiu ini secara langsung. Yang pasti makhluk ini sangat menakjubkan. Wobbey yang kulihat memiliki ukuran 1.5 – 2 meter dan berwarna cokelat totol-totol. Ada kumisnya di sekitar mulutnya dan itu mengingatkanku pada film Pirates of Carribean. Aku yakin selama kita masih bisa menemukan hiu apapun jenisnya, maka kualitas karang dan laut masih cukup terjaga. You have to see this fish like no matter what! Google aja "wobbegong shark" and you'll see.

        • Ular laut

        Beberapa kali kami melihat hewan ini. Dan selalu bikin panic ketika sedang berenang atau sekedar rebahan di laut. Hewan ini sangat sangat mematikan karena bisanya. Pernah saat santai di pantai suatu sore di bulan Juni (cuaca buruk pada pertengahan tahun), aku melihat ular ini terseret ombak. Spontan aku berusaha menangkapnya tapi tidak jadi saat melihat ekornya yang pipih. Ya, kita bisa membedakan ular darat dan ular laut dari bentuk ekornya. Ular laut memiliki ekor pipih seperti digeprek dan terlihat licin. Namun, yang perlu diingat adalah kita harus memperlakukan semua jenis ular sebagai berbisa, agar terus berhati-hati / waspada.


        Itu saja? Jelas tidak! Banyak sekali jenis hewan laut menakjubkan seperti marble ray yang seperti piringan hitam raksasa yang berjalan di bawah air di laguna Triton Bay, jenis-jenis ikan karang mulai bumphead parrotfish, Napoleon, lionfish yang mengingatkanku dengan defile parade fashion, moray eel (sumpah, kirain itu apa karena tubuhnyabesar dan panjang), lobster, pygmy whale yang ada sentuhan warna merah mudanya (masih diperdebatkan), dan masih banyak lagi. The island is an everlasting paradise, has way more things than expected to see and I hope it will always be.



        source of picture:
        https://en.wikipedia.org/wiki/Wobbegong
        Share:

        Hewan Khas Papua Di Kaimana

        kasuari, papua, kaimana
        Side by side dengan kasuari muda

        Selama di Kaimana, Papua Barat, banyak hal-hal baru yang aku temui. Mulai dari makanan, adat sampai dengan hewan-hewan yang selama ini hanya dilihat di TV atau buku. Di sini akan sedikit membahas hewan khas Papua yang pertama kali kulihat langsung selama di Kaimana, Papua Barat.

        Kuskus

        Hewan marsupial (berkantung)  ini adalah salah satu hewan yang paling sulit dilihat (selain Cenderawasih) selama di Papua Barat. Hewan ini nocturnal, akan muncul pada sore sampai malam hari. Aku akhirnya bisa melihat kuskus secara langsung setelah satu tahun setengah di Kaimana. Hewan ini hidup di atas pohon dan dengan santai berpindah dari dahan atau ranting satu ke yang lainnya. Ekor panjangnya berfungsi untuk mengikat dahan agar tidak jatuh. Ada beberapa jenis kuskus, tapi yang aku lihat berwarna cokelat ada corak cokelat gelap. Untuk mendapatkan foto makhluk imut ini juga tidak mudah karena harus mendapatkan angle yang bagus, dengan kamera dan lensa yang bagus. Of course tidak ada foto yang bagus apalagi kalau hanya kamera hape. Anyway, bahagia sekali rasanya ketika bisa melihatnya, karena selama ini hanya tahu di buku IPS atau Wikipedia.

        Kasuari

        Salah satu burung terbesar di dunia ini bisa ditemukan di Kaimana. Pertama kali lihat burung ini, aku heran "Ini burung apa kok kayak ayam tapi besar banget?". Aku sedikit was-was karena kakinya sangat besar, panjang dan kuat seperti kaki dinosaurus. Bisa dibayangkan kalau kaki itu nendang perut, hal buruk apa yang bisa terjadi. Oh iya, hewan ini gesit sekali ya kalau di alam liar, dan jangan macam-macam karena, ingat, kaki besar mereka kalau sampai "kick off" ke tubuh kita bisa-bisa berakhir dengan pengumuman di masjid.

        Aku berkesempatan melihat anak burung kasuari yang masih kecil (lebih besar dari ayam dewasa) dan kasuari remaja (setinggi orang dewasa). Untuk membedakan kasuari muda dan tua bisa dilihat dari bulunya. Kasuari muda berwarna kekuning-kuningan dengan garis-garis cokelat cerah, sedangkan kasuari tua berwarna gelap. Makanan kasuari adalah biji-bijian, meskipun, entahlah saat aku kasih roti mereka mau-mau saja. Oh, ya, hewan ini dilindungi ya, tapi I really have no idea dengan kasuari yang berkeliaran di kampung-kampung.

        Kakatua Raja

        Burung ini biasa dikenal dengan Palm Cockatoo atau Kakatua Raja. Ini adalah jenis kakatua yang jarang ditemui di alam liar. Seluruh bulu mereka berwarna hitam dengan wajah mereka yang berwarna merah muda. Aku secara tidak sengaja melihat burung ini bertengger di pohon besar saat sedang tiduran di area house reef. Selama di Kaimana aku emang sudah terbiasa dengan suara berisik kakatua putih yang cukup banyak, namun kakatua hitam jelas hal yang menarik.

        Hornbill

        Burung berparuh (sangat) besar ini selalu menghiasi hari-hariku selama di Papua. Orang lokal menyebutnya dengan “taun-taun”. Disebut taun-taun karena di paruhnya ada tanda yang menandakan umur. Semakin banyak tandanya maka semakin tua umur burung tersebut. Burung ini hidup di pohon-pohon besar dan tinggi, dengan membuat lubang di batang pohon. Yang menjadi ciri khas dari burung ini adalah saat mereka terbang maka terdengar suara “woop woop” dari kepakan sayapnya. Apalagi ketika mereka terbang berkelompok. Keren sekali!

        Kumang / Kelomang

        Mungkin ini tidak khas Papua karena bisa ditemui di tempat lain. Tidak tahu mana yang lebih tepat menyebut hewan ini. Ada yang bilang kelomang, umang-umang, kumang tapi yang pasti bahasa Inggrisnya adalah hermit crab.  Aku beberapa  kali menemukan kumang dengan ukuran besar. Karena badannya yang sangat besar maka cangkangnya pun juga besar dan pastinya berat. I have no idea bagaimana hewan itu bisa mendapatkan cangkang yang bisa memuat tubuhnya. Hewan ini lumayan lamban, jadi bisa dengan mudah ditangkap. Hati-hati dengan capitnya ya!

        Masih banyak lagi sebenarnya hewan darat yang aku lihat selama di Papua barat, seperti biawak, humming bird, berbagai jenis ular, rusa, dan lainnya. Namun satu yang belum terwujud dan aku terus berdoa semoga nanti bisa melihatnya, yakni: Bird of paradise atau Cenderawasih. Burung endemic Papua ini memang sangat sulit karena berada di daerah pegunungan atau di ketinggian dan masuk ke hutan, meskipun beberapa juga bisa ditemukan di daerah bukit di pinggir laut degan catatan tidak ada aktivitas manusia. Bisa dibayangkan betapa sulitnya, bukan? Ada tempat untuk  melakukan observasi atau birds watching yakni Desa Lobo, namun belum ada info yang jelas dan lengkap tentang kapan dan bagaimana kegiatan itu dilakukan. Semoga saja bisa melihat burung indah itu suatu saat nanti. It’s gonna be one of the greatest &%$#!

        Anyway, hewan endemik apa yang pernah kalian jumpai?

        Share:

        Pilkada Dan Politik Uang Di Masyarakat

        Desember ini sebagian wilayah di Indonesia akan melaksanakan pemilihan umum kepala daerah serentak, lebih tepatnya pada 9 Desember 2020. Total 270 daerah mencakup sembilan provinsi, 37 kota dan 224 kabupaten. Di sini tidak akan membahas tentang urgensi pilkada di tengah pandemic Covid-18, atau bagaimana mekanisme pelaksanaan dan dampak dari agenda besar tahun 2020 ini terhadap penyebaran coronavirus. Karena memang pilkada ini telah diputuskan untuk tetap dilaksanakan dan pastinya penyelenggara sudah mempunyai kapasitas dan fasilitas untuk menjalankannya sesuai dengan prosedur baru yang telah disesuaikan di masa pandemic ini.

        Di sini hanya akan melihat kembali tentang hal yang selama ini terjadi menjelang pilkada dan mungkin satu atau dua orang di masyarakat menyadari adanya hal itu, yakni politik uang. Beberapa mungkin masih belum tahu tentang politik uang, meskipun sebagian lainnya justru menganggap lumrah. Politik uang adalah bentuk pemberian uang / barang / janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum. Umumnya sebelum pemilu dilakukan, banyak yang kebagian amplop atau sembako di masyarakat untuk menarik simpati agar mereka memberikan suara ke kandidat tertentu. 

        Selama ini tetap berlangsung, tidak akan ada asas-asas pemilu yang diterapkan sepenuhnya dalam setiap pilkada. Asas merupakan dasar / fondasi dari pemilu itu sendiri. Asas pemilu dikenal dengan istilah Luber Jurdil: Langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil. 

        Ketika pemilu harus bebas, para pemilih akan memberikan suaranya secara bebas berdasarkan pilihan / keputusan mereka sendiri. Terserah mereka mau memilih siapa atau tidak memilih siapa-siapa, karena keputusan berasal dari pertimbangan-pertimbangan dan hati nurani pemilih, tanpa dipengaruhi oleh intimidasi atau intervensi dari luar / pihak lain. Namun, beberapa ditemukan kasus bahwa keputusan masyarakat dalam pemilu sedikit banyak dipengaruhi oleh apa yang mereka dapatkan sebelum pelaksanaan. Kemungkinan besar mereka akan memilih kandidat yang dianggap membantu mereka (secara nyata), seperti pemberian uang atau sembako. Dan dari sana akan timbul persepsi bahwa kandidat tertentu lebih layak dipilih hanya karena beberapa lembar rupiah. Dan ketika ada yang mempertanyakan tentang pemilu yang tidak bebas, akan ada pertanyaan lainnya yakni apakah masyarakat merasa dengan adanya “bantuan” tersebut kebebasan mereka terganggu?

        Dengan adanya politik uang, tidak ada lagi kebebasan dalam menentukan pilihan. Memang memilih tidak semata-mata berdasarkan visi misi atau kesamaan prinsip, tapi kalau uang dan barang menjadi pertimbangan, itu akan outshine dari hal-hal principle yang sebenarnya lebih penting dan berdampak panjang. Tidak perlu visi misi dan program bagus, karena selama punya banyak uang maka suara bisa diraih.

        Politik uang menodai asas jujur dalam pemilu, like it or not. Namun, apakah masyarakat akan mau bersikap jujur dengan menolak politik uang? Selama mereka masih mengiyakan, dan merasa tidak ada masalah dengan kebebasan dalam memilih, praktik ini akan terus ada. Dan agenda akbar lima tahunan yang mengundang banyak candidacy, melahirkan banyak visi misi yang sangat bagus terdengar (entah itu hanya gimmick atau memang serius), akan tetap terbalut dengan rupiah demi singgasana selama lima tahun nanti. Masyarakat terwakili, masyarakat terakomodasi? Itu urusan nanti. 

        Jadi, apakah ada yang menerima uang?




        Share: