Swimming With Whalesharks In Kaimana, West Papua, Indonesia.

Look how massive the fish are!

Really? But they're gonna eat us alive.


Yes, we can swim with whalesharks, but they won't eat us alive, at least not until the end of the world. 

Talking about whaleshark, many people think that it's beast and human predator. But no. Instead, they're very kind and gentle animals. Fish, to be exact. Big fish. Biggest fish.

Whalesharks (latin: Rhyncodon typus) is the largest kind of shark and the largest fish we have on this planet. The reason why it's called whaleshark is because their massive body size that's like whales, and their diet which is plankton and small tiny fish, again, just like some of the whales.

So, are they shark or whales? Fish or mammals?

They're shark which makes them fish, and the biggest fish thanks to their gigantic size. We can see the differences between fish and mammals from its tails. Fish tails are vertical, and mammal tails are horizontal. And of course, fish use gills while mammals use lungs to breathe. That's why you'll never find a whaleshark with sprouts, of course it just makes no sense.

It lives and hangs around the tropical water. They love warmth. So Indonesia is one of the best places to reside. We can see them in Kaimana, West Papua and around Cenderawasih Bay. Other places we have a chance to see them are in Gorontalo, north coast of East Java, the Philippines, Maldives and other tropical waters. 

Now let's go to Kaimana to watch them.

The Bicary Bay area is where we can find them around. The best time to visit is from October to May. We don't recommend you to visit on June, July, or August as the weather is so hilarious, just bad. And no whaleshark at that time. The Bicary Bay can be reached from Kaimana by using longboat, and it takes around 1 hour. We gotta get up early as it comes up to the surface from 6-7 to and it swims back to depth when they're full.

Wait, we come when they're having breakfast? Let's just say yes.


How it looks like on the bagan

In Bicary Bay, there are bagans (fishing platform floating and guarded by fishermen, and it's like floating hut for fishing), and the whaleshark will come visit the bagans. Usually, they like half-residing near certain bagans where they can get small fish from the fishermen's nets. 


Once we arrive, we need to buy the baitfish the bagan men sell. It costs 250-400 thousand rupiahs per box. The bagan men will slowly throw the baitfish to the water to keep the giant on the surface while the visitors have quality time swimming, snorkeling or even diving. Or we can try to get up to the bagan and feed the fish from above, just be careful it's slippery as hell. If lucky, there are also free rider dolphins, marlins, giant trevally swimming around and grab the free food. It's feeding frenzy!


Note: 

Please brings lots of fresh water as it's long journey and it's hot. Human needs to stay hydrated. 

You can actually arrange your stay and trip by looking at info on www.tritonbaydivers.com












Share:

Berenang Dengan Hiupaus Di Kaimana, Papua Barat

Look how massive the fish are! sumber: ranggainthezone


Mendengar kata hiupaus pasti terbayang hewan yang besar dan menyeramkan karena bisa saja kita akan dimakan olehnya. Namun, banyak yang tidak mengira bahwa hewan ini sebenarnya adalah jenis hiu yang tidak akan memakan hewan besar termasuk manusia. 

Hiupaus atau whaleshark (nama latin Rhyncodon typus) merupakan hewan pemakan plankton dan merupakan jenis hiu terbesar sekaligus ikan terbesar di dunia, dengan panjang bisa mencapai 12 meter. Ikan ini dinamakan hiupaus karena ukuran tubunya yang sangat besar dan jenis makanan yang sama dengan paus. Tidak sedikit yang bingung apakah hiupaus itu hiu atau paus. Untuk membedakannya bisa dilihat dari ciri-ciri umum antara mamalia laut dan ikan, dengan melihat ekornya. Ikan memiliki ekor vertikal (tegak), sedangkan mamalia memiliki ekor horizontal (mendatar), misalnya paus, lumba-lumba. Selain itu, hiupaus bernafas menggunakan insang, tidak seperti paus dan lumba-lumba yang bernafas dengan paru-paru. 

Ikan yang dipanggil gurano oleh masyarakat Papua ini hidup di perairan tropis yang hangat. Jadi bisa dipastikan di Indonesia kita bisa melihat ikan ini. Salah satu yang terkenal adalah di Kaimana, Papua Barat dan kawasan Teluk Cenderawasih. Selain di dua tempat tersebut ada juga di Gorontalo dan pantai utara Jawa Timur (Situbondo dan sekitarnya). Kalau di luar negeri hiupaus teramati di daerah Filipina, Maladewa, dan daerah tropis lainnya. 


Now let's go to Kaimana to see them. 

Hiupaus biasanya berada di perairan Kaimana, lebih tepatnya di daerah Teluk Bicary. Bulan-bulan yang bagus untuk berkunjung adalah mulai Oktober hingga April di mana cuaca cerah dan laut teduh, hal yang sangat disukai oleh hewan ini. Perjalanan ke Teluk Bicary ditempuh selama satu jam dengan menggunakan longboat dari Kaimana. Disarankan untuk berangkat pagi sekali karena hiupaus biasanya akan ke permukaan sekitar pukul 7 pagi. 


Suasana di atas bagan. Sumber: Instagram

Di Teluk Bicari, seperti tempat-tempat di sekitarnya, terdapat bagan-bagan tempat hiupaus biasa mendekat untuk mencari makan. Bagan adalah sebuah platform mengambang di tengah laut yang digunakan untuk menangkap ikan menggunakan jaring. Jadi hiupaus akan berada di bagan-bagan tersebut (meskipun mereka cenderung menetap di salah satu atau dua bagan) untuk mendapatkan ikan-ikan kecil yang ikut terjaring oleh nelayan. 

Setelah sampai, kita beli umpan berupa ikan kecil yang nelayan bagan jual per box. Harganya bervariasi, bisa 250-300 ribu rupiah pee box-nya. Setelah semua siap, kita bisa terjun ke dalam air dan berenang, snorkeling atau bahkan menyelam dengan ikan raksasa tersebut. Tentunya harus dengan pemandu untuk aktivitas tersebut terutama menyelam. 

Nelayan akan melempar ikan-ikan kecil dalam box ke laut sedikit demi sedikit untuk memancing hiupaus agar tetap ke permukaan. Apabila beruntung, akan ada juga rombongan lumba-lumba dan ikan marlin yang menjadi free rider dan berebut umpan ikan. Bisa juga kita ikut memberikan umpan ikan dari atas bagan, namun hati-hati karena seringkali permukaan kayunya licin dan pengaruh ombak yang membuat bagan bergoyang setiap saat. 


Yang harus disiapkan:

* Baju renang / peralatan snorkeling 
* Sunscreen 
* Makanan dan airputih yang banyak untuk tetap terhidrasi.

Catatan:

Silahkan bertanya tentang harga sewa longboat, harga tergantung negosiasi.





Share:

Keindahan Namatota, Pulau Kecil Di Kaimana, Papua Barat

Pantai timur Pulau Namatota

Pulau Namatota terletak di sebelah tenggara kota Kaimana. Berjarak sekitar satu jam perjalanan dengan menggunakan longboat, pulau ini merupakan salah satu pulau yang menjadi bagian wilayah konservasi di Kaimana. Pulau ini terletak di bagian leher burung Pulau New Guinea dan berbatasan dengan laut Arafuru di sebelah barat, teluk Bicari di bagian utara dan timur, serta teluk Triton di sebelah selatan. 

Dulu Namatota adalah sebuah kerajaan. Berdasarkan sejarah, kerajaan di Papua berada di Semenanjung Bomberai dan Semenanjung Onin. Kerajaan Namatota atau juga dikenal Kerajaan Kowiai berada di Semenanjung Bomberai ini. Kerajaan Namatota tidak memiliki istana yang megah sebagaimana kerajaan lain pada umumnya. Namun, mereka memiliki sebuah Rumah Raja yang disebut sebagai Rumah Adat. Rumah Raja saat ini tidak lagi dihuni oleh raja tetapi hanya digunakan untuk menyimpan pernak-pernik atau assesoris raja-raja Namatota. Selain itu, yang bisa disaksikan dari sisa kerajaan ini adalah berupa makam keluarga yang terletak di samping masjid atau tepat berada di depan Rumah Raja.

Sebagian besar penduduk di pulau ini bekerja sebagai nelayan. Kekayaan laut di sekitar pulau memang tidak perlu diragukan lagi. Mereka menjual ikan hasil tangkapan ke pasar di Kaimana atau melalui perusahaan ikan yang berada tak jauh dari kampung Namatota. 

Beberapa tempat yang bagus untuk dikunjungi di sekitar pulau Namatota adalah kawasan Teluk Bicari di mana pengunjung bisa melihat mamalia laut seperti lumba-lumba dan paus Brydes. Selain itu perairan Teluk Triton yang memiliki pemandangan yang sangat bagus (di tulisan selanjutnya akan dibahas secara lebih rinci). Hal yang menjadi ikonik di pulau ini adalah jetty di sisi barat pulau, di mana Dion Wiyoko pernah berfoto untuk acara traveling terkenal sebuah stasiun TV. 

Pantai terkenal di sekitar Namatota adalah pantai Sangnus dan pantai panjang dengan hamparan pasir putih di seberang Namatota. Selain itu, hamparan pasir putih terbentang sepanjang pesisir barat pulau, yang berbatasan dengan bukit batuan di sisi dalam pulau. 

Waktu berkunjung terbaik adalah mulai bulan November sampai dengan April, saat musim Angin Barat. Pada waktu tersebut kita bisa menikmati laut yang teduh dan cuaca cerah. Bulan Juni-Agustus adalah puncak musim Angin Timur di mana cuaca buruk dan ombak besar sehingga akan sangat tidak nyaman untuk melakukan perjalanan. 

Share: