Pernikahan, Kematian, Kelahiran

Sedikit cerita tentang pengalaman saya tahun lalu, ketika dalam dua hari menghadapi tiga hal yang sebenarnya sebuah awal: pernikahan, kematian, dan kelahiran. Semuanya adalah sebuah awal. Pernikahan adalah awal kehidupan baru dalam membangun keluarga dan beregenerasi. Kematian adalah awal dari proses manusia secara fisik untuk kembali ke alam. Kelahiran adalah awal dari sebuah kehidupan manusia.

Bedanya, pernikahan dan kelahiran bisa diprediksi dan ya, it is expected. Sedangkan kematian, meskipun mungkin bisa diprediksi tapi tetap saja, pikiran menolak ide itu. Parahnya kematian itu pasti. Proses menuju kematian itu loh yang seringkali menghantui.⁣

Dulu pernah mengalami momen berada di antara kematian. Ini terjadi ketika keponakan yang baru lahir harus dirawat di rumah sakit, dan setiap hari menyaksikan kematian demi kematian selama seminggu berada di sana. Dulu saya orang yang takut dengan kematian, sampai akhirnya dihadapkan dengan kematian itu sendiri, yakni keponakan. And you know what happened? Saya jadi nggak takut lagi. Otak sudah memproses bahwa itu hal yang alami, pasti, siklus semesta untuk "endure"... melepaskan yang lama digantikan dengan wajah-wajah baru.⁣

Saya benar-benar bersyukur karena bisa keluar dari “ketakutan yang sangat menakutkan” itu. I mean, selama di rumah sakit itu semacam kita harus ambil terapi alergi, sedikit demi sedikit yang pada akhirnya menjadi terbiasa. Dan itu melegakan! Thank God! ⁣

And you know what, it's such a big deal for me. Because how we embrace the concept of death has impacts on how we embrace life. Our life. And live it. ----terlepas mereka orang beragama yang percaya kehidupan setelah kematian, atau mereka yang tidak percaya. ⁣

Ya setiap orang beda-beda ngalaminnya. Ada yang sudah pernah dihadapkan dengan kematian, dan langsung make decision to do something yang dari dulu pengen dilakuin, ada yang masih skip, ada yang harus berkali-kali baru sadar. Karena like it or not ya, se-enjoy²-nya kita nikmatin hidup, pasti masih dibayangi kengerian itu. Dan nanti akan ada waktu when there's only you and death, and better you think about it, deal with it, accept it, luangkan beberapa saat untuk embrace konsep itu. ⁣

Share:

0 Post a Comment:

Posting Komentar