Tampilkan postingan dengan label Lempuyang Temple. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lempuyang Temple. Tampilkan semua postingan

Sehari Di Karangasem

Pura, Lempuyang, Gates of Heaven, Bali
Salah satu sisi area Pura Lempuyang


It's just undeniable kalau Bali punya hampir segalanya dan seakan tidak pernah habis untuk dijelajahi. Kali ini saya mau share tentang jelajah sehari di Karangasem, sebuah region yang berada di timur Pulau Dewata. Ada tiga tempat yang dikunjungi, yakni Pura Lempuyang, Taman Tirta Gangga dan Pura Goa Lawah. 


Pura Lempuyang

Berangkat dari Seminyak dan harus sabar dengan kemacetan, berhenti sejenak jemput kawan di Sanur, dan setelah sekitar 3 jam lebih perjalanan, akhirnya sampai juga di tujuan pertama (dan terjauh), yakni Pura Lempuyang. 


Pura ini sangat terkenal karena banyaknya pengunjung yang post foto-foto dengan pemandangan belakang sepasang gapura Bali dan Gunung Agung di kejauhan. Pura ini juga dikenal dengan Gates of Heaven atau Gerbang Surga, mengacu pada salah satu gerbang dengan banyak anak tangga seakan menuju surga. Tapi yang paling terkenal adalah foto dengan latar belakang Gunung Agung. Meskipun ternyata memang efek bayangan air di foto-foto itu hanya edit / trik belaka, tapi itu tidak menyurutkan orang untuk mengunjungi tempat ini. Demi foto bagus, setidaknya.


Pura, Lempuyang, Gates of Heaven, Bali
Pura Lempuyang, Bali


Hari itu ramai sekali pengunjung, bahkan pak sopir kesulitan menemukan tempat parkir. Setelah tiba, kami langsung menuju loket untuk beli tiket masuk. Seperti tempat-tempat suci lainnya di Bali, setiap pengunjung harus pakai kain buat penutup. Kawan dapat kain motif Bali, and I got this colourful one, motif pelangi. FYI, please jangan sampai kain penutupnya dilepas ya, apalagi dikibar-kibarin. Selain itu, untuk wanita yang sedang datang bulan tidak diperkenankan masuk. Aturan-aturan ini sepertinya berlaku di banyak tempat di Bali terutama kawasan pura. 


Kami berjalan beberapa menit untuk sampai di kawasan utama di mana setidaknya seratus orang mengantre untuk berfoto. Mereka berdiri, berbaris di sebuah gazebo yang terletak di sisi kiri gapura. Entah mereka sudah di sana sejak kapan, tapi yang pasti butuh waktu yang lama kalau ingin berfoto seperti yang di Instagram itu. Kami cuma melihat-lihat juru kamera memberi arahan sambil pencet-pencet tombol dan rupanya ada cermin di lensa kameranya dan itu yang memberikan efek bayangan sempurna di foto. Hari itu cukup cerah dan Gunung Agung terlihat puncaknya. Apakah kami memutiy untuk mengantre? Tentu saja tidak! Kami hanya foto-foto di deretan Gates of Heaven (karena kebetulan Pintu Surga sedang ditutup) dan ngobrol dengan para pengunjung yang tidak berfoto. 


Pura Lempuyang ini adalah salah satu pura agung di Bali. Pura ini dibangun sekitar abad kedelapan. Dari namanya, pura ini berarti Sinar Tuhan (lempu: sinar; Hyang: Tuhan). Menarik karena lokasi pura ini ada di sebelah timur, arah dari mana matahari terbit. 


Taman Tirta Gangga


Tirta Gangga, Bali, taman air
Taman Tirta Gangga, Bali


Setelah puas di sini, kami menuju tempat berikutnya: Taman Tirta Gangga. Perjalanan ditempuh sekitar 30 menit dari Pura Lempuyang. Tidak ada aturan memakai kain penutup / selendang untuk memasuki kawasan ini. 


Taman Tirta Gangga ini dulunya adalah taman air milik Kerajaan Karangasem. Namun sekarang dibuka untuk umum sebagai tempat wisata. Yang paling terkenal dari tempat ini adalah kolam dengan beberapa pijakan batu di mana pengunjung bisa berfoto sambil memberi makan ikan di sana. It looked so cool on Instagram posts. Dan memang iya. Hanya saja orang harus bersabar untuk antre di spot itu, dan pastinya dengan banyak "cameo" karena banyak sekali pengunjung. Selain itu, pengunjung bisa memberi makan ikan di kolam sebalahnya. Hanya sebentar saja waktu yang kami habiskan di sini dan langsung lanjut ke tempat berikutnya.


Pura Goa Lawah

Tujuan ketiga adalah Pura Goa Lawah. Pura ini menarik karena dibangun di kawasan gua, di mana ribuan kelelawar bersarang di dalamnya. Nama gua ini berdasarkan hewan tersebut yakni "lawah" yang berarti kelelawar dalam bahasa Bali. Selain itu, pura ini terletak dekat laut, tepat di seberang pura ini kita bisa melihat laut dan jika cuaca cerah bisa lihat juga pulau Nusa Penida di kejauhan. 


Kami beruntung karena saat berkunjung bertepatan dengan upacara sembahyang. Kami menyaksikan prosesi sembahyang umat Hindu Bali dari awal. Orang-orang berdatangan dengan baju Bali dan sesaji di tangan / di kepala mereka. Setelah itu mereka mempersiapkan sesaji dan menatanya di area sembahyang yang berada di depan gua. Setelah semua siap, sang pendeta memimpin sembahyang. Terasa hening sekali saat sembahyang berlangsung. Terakhir, pendeta memberikan air yang sudah diberikan doa untuk di-splash-kan ke kepala jemaat. Terakhir mereka membereskan tempat sembahyang namun meninggalkan sesaji di sana. 


Pura, Goa Lawah, Bali, sembahyang Hindu
Masyarakat tiba di Pura Goa Lawah untuk sembahyang


Dibandingkan dua tempat sebelumya, Pura Goa Lawah sepi pengunjung. Hanya ada kami berdua dan sepasang wisatawan asing yang beekuy. Namun, justru itulah yang lebih memberikan kesan. Tidak hanya foto-foto namun juga bisa melihat lebih dekat dengan budaya lokal. 


Seperti pura-pura kebanyakan, pengunjung diwajibkan memakai kain penutup sebelum masuk area pura. Selain itu, wanita yang sedang haid tidak boleh memasuki pura. Dan ada beberapa area di dalam pura yang tidak boleh dimasuki untuk menjaga kesucian.


Oh iya, topografi di timur Bali ini naik turun dengan jalan berkelok-kelok. Kami sesekali berhenti melihat pemandangan tegalan dan sawah dari pinggir jalan. Bagus sekali. Hijau dan berpola, tidak jauh berbeda sih dengan pemandangan di Jawa. Sebenarnya ada satu lagi tempat untuk dikunjungi. Namun kami sudah sangat lelah sekaligus bahagia dengan ketiga tempat yang kami kunjungi dalam sehari.


Overall, it was such a good day well-spent in Karangasem. 



*Disclaimer: trip ini dilakukan sebelum pandemi COVID-19


Share:

Crazy Line Up at Lempuyang Temple Bali

Bali, temple, lempuyang, gates of heaven
Lempuyang Temple (Gates of Heaven), Bali


When it comes to Bali, there's always something to talk about. Happy hour, sunsets, beaches, exclusive villas, food, cultures, and of course, Balinese temples. That's one of the main attractive icons of the island. 


Lucky I had a chance to visit one of the most Instagram-posted places in Bali. It's Lempuyang Temple, the complete name is Pura Penataran Agung Lempuyang. Maybe some of you will ask "which one?". Maybe you once saw some photos of a person/ couple standing or posing yoga and things in front of a Balinese gate with the background of a magnificent mountain. In addition, the mirror-like reflection from the water below them makes it look dramatically beautiful. Even that particular photo spot is called as Gates of Heaven. 


The thing is, it's just too good to look real. And yes, in 2019 it was revealed that those pictures taken were faked. Especially, when it comes to mirror-like reflection as there's no water compound whatsoever. It's edited by the photographer using mirror that was put below the camera lense. Apparently, the tourist who was revealed it got disappointed because they felt they got false information. 


And then?


That's it. People keep coming anyway, including me. So I took a car from Seminyak that morning in July. The air was hot and humid then. I fetched my friend on the way there. We planned to visit three places in one day, with the first one was Lempuyang Temple, the furthest, then it continued with the second place (Tirta Gangga) and third one (Gua Lawa) on the way back. It took around five hours from Seminyak to Lempuyang Temple. It was so crowded that even the driver could barely find a place to park. 


Right after we dropped out of the car, we approached locket to buy the tickets. Just like many other temples in Bali, the visitors were obliged to cover the body with cloth as a respect to the place. It took around 5 minutes from the entrance to the Lempuyang Temple. Once we got there, we were like shocked by the crowd. We finally saw the gate the people were talking about. And we saw visitors posing in front of the gate with a cameraman tapping the screen whatsoever of the camera, while  giving instructions to the photo object. 


video: people lining up for pictures at the gates


There's a pendopo (gazebo-like building) next to the gate where we could see at least one hundred people lining up in zig-zag "S" flow, queueing for their turn to take pictures at the gate. Not to mention, they had to pay for it. We were like "It's crazy, how long will they get to their turn?" Of course, we didn't want to join them as it's gonna take the whole day for it. Just, nah. I asked one of the visitors since when they've been there and they said it's been two hours already. Well...


Anyway, we decided to hang around the area but not joining the line (for sure!). The was cloud covering half of the mountain, and we didn't see it as worth to wait. We still had two more places to visit anyway. However, there's a spot that was beautiful to take some pictures at. It was behind the pendopo and it has stairs up to the main temple. We decided to just chill over there. We couldn't enter the complex as it's sacred place, but it's okay. 


So, is Lempuyang Temple worth to visit? Yes. At least for once in a lifetime. We didn't get disappointed by the fact that the photos tricked or were faked or edited whatsoever. Especially when we know it's posted on Instagram LOL. Maybe some people just want to make some beautiful memories through photographs, and aesthetic is becoming the main elements in most pictures taken nowadays.  Just, enjoy it as long as you can. 




Disclaimer: the trip was taken before COVID-19 pandemic.
Share: