Sebagian besar pasti masih belum tahu tentang Teluk Triton (Triton Bay). Sama, aku juga begitu. Jangankan Triton Bay, Kaimana saja aku baru tahu setelah confirmed aku berangkat. Dan betapa terkejutnya aku ketika harus naik pesawat 4 kali. This country is huge, man.
Triton Bay adalah sebuah teluk yang terletak di tenggara Kaimana, berada di “leher burung” pulau Papua. Ini bagian dari wilayah konservasi di Kaimana, dan pastinya kaya akan sumberdaya laut. Di kawasan ini kita bisa menjumpai paus Bryde (hampir) sepanjang tahun, melakukan kegiatan menyelam, melihat lumba-lumba dan hewan besar lainnya.
Triton Bay / Teluk Triton, Kaimana, Papua Barat |
Waktu paling tepat untuk berkunjung adalah akhir tahun sampai bulan Mei. Di periode ini cuaca bagus, matahari cerah dan ombak relative tenang. Kita bisa mencapai kawasan ini dengan boat dalam waktu kurang lebih 90 menit dari Kaimana. Dalam perjalanan kita bisa mampir untuk berenang dengan hiupaus, dan mengunjungi Pulau Namatota dalam perjalanan pulang. Tujuan di teluk ini adalah area Ermun.
Ermun adalah area laguna berada. Tempat ini memiliki pantai pasir putih dengan ombak yang lebih tenang karena berada jauh di dalam teluk terhalang pulau-pulau kecil. Tempat ini juga menjadi titik awal pendakian ke puncak Tangga Seribu. Ya, mereka menyebutnya Tangga Seribu karena ada ratusan anak tangga untuk naik ke atas. Ada sekitar 780 anak tangga (my friend counted it). Aku ke sana sebelum tangga itu dibuat, jadi lebih alami dan menantang. Namun, kawasan ini jauh dari pemukiman jadi tetap saja cukup liar.
Sepanjang perjalanan ke atas, kita bisa melihat beberapa pohon pala yang dipenuhi buah. Setelah itu, ada sungai mengalir dan hutan lebat. Karena dulu belum ada tangga, jadi kami menerobos semak-semak dan tumbuhan menjalar di beberapa tempat. Sampai tanpa disadari aku menabrak ranting pohon yang dipenuhi semut hitam. Bisa dibayangkan apa yang terjadi selanjutnya. Ya. Semut-semut itu mendarat di kepalaku. Beberapa menggigit kulit kepala dan rasanya seperti ditusuk banyak jarum suntik. Sesaat aku seperti pusing, tapi untunglah teman-teman membantuku.
Di hutan ini banyak pohon kayu besi yang memiliki ukuran tidak masuk akal. Besar sekali. Selain itu beberapa jenis kupu-kupu dan burung juga bisa ditemui di sini seperti hornbill pastinya. Setelah sekitar satu jam perjalanan, kami sampai di puncak.
Et voila!
Pemandangan teluk dan laguna dengan pulau-pulau kecil tampak di bawah sana. Gradasi laut pun tampak menonjol. Di sebelah kanan tampak selat Iris yang berakhir di Laut Arafura. Kanopi hijau menutupi pulau-pulau yang berlatar birunya air laut. Sesaat, lupakan segala kecemasan yang ada.
Itu saja?
Kita bisa mengelilingi laguna dengan boat. Sepanjang tour singkat, kita bisa melihat marble ray (sejenis ikan pari berbentuk seperti piringan hitam raksasa) berenang di perairan dangkal, burung-burung, dan beberapa bukit batu yang mencengangkan. Sebenarnya di sini juga bisa dilakukan pengamatan burung Cenderawasih. Namun, masih kurangnya informasi tentang bagiamana dan kapan pengamatan bisa dilakukan serta guide dan berapa biaya yang harus dikeluarkan. Anyway, Triton Bay adalah salah satu landscape signature yang dimiliki pulau ini selain Raja Ampat. Terlebih lagi, ini adalah wilayah konservasi.