Keliling Manila, Filipina
Ketika saya mau pulang ke Indonesia, yang saya rasakan adalah lega. I mean, karena kota ini seperti halnya Jakarta yang pengap, berdnu, macet dan banyak kriminalitas, jadi tidak ada perasaan "I wanna stay here longer whatsoever". Na.
Well, as a capital city, Manila is a very crowded and a messy city. Actually the city has its own uniqueness as the Philippine was colonised by Spanish and USA in the past, where the melting pot was formed. Tapi ya gitu, sama dengan Jakarta, kota ini di beberapa sisi kurang tertata dan cenderung berantakan, Okay lah lupakan kawasan Mall of Asia dan sekitarnya di mana kawasan ini sebenarnya kan reklamasi pantai (bayangkan seluas itu!)jadi kotanya tertata, demikian juga dengan kawasan Makati. Tapi dengan Manila, Pasay sekitarnya, omigod!
Apa saja sih yang ada di Manila?
Sebelumnya, perlu diketahui istilah tepatnya untuk Manila adalah Metro Manila yang terdiri dari beberapa kota, seperti Pasay, Pasig City, Makati, Quezon City, Valenzuela, Manila dan banyak lagi. Kalau untuk Manila sendiri, sebenarnya kotanya cukup kecil dan bangunannya sudah tua, dan bahkan beberapa terlihat abandoned. Nggak terurus. Nah, berikut beberapa tempat yang bisa dikunjungi dan beberapa hal yang bisa dicoba selagi berada di Manila.
Mall of Asia Complex
Mall of Asia merupakan Mall terbesar di Philippine dan salah satu mall terbesar di dunia. Di sini ada SMX Convention Centre, SM arena, Mall of Asia Eye, dan masih banyak lagi. Memang nggak cukup sehari jelajah mall ini, karena banyak sekali yang ditawarkan tempat belanja ini. Mulai kuliner, belanja, lifestyle, education, business, semua di sini. Dan yang paling penting, aksesnya mudah, bisa pake taxi atau Jeeepney. Yang menarik adalah kawasan berhektar-hektar ini (sekitar 50 hektar) dulunya adalah laut, terus direklamasi dan tadaaaa...jadilah kawasan mall ini. Dibanding Manila, kawasan skitar MOA lebih tertata. Belum ke Manila kalau belum ke tempat yang satu ini deh, apalagi dengan ikon bola dunia segede gambreng mentereng di bundaran.
Jeepney
Mungkin kalau di Indonesia adalah OPLETnya si Doel. Ya, moda transportasi massa ini sangat populer di sini. Tarifnya juga murah bangeet, cuma 8 peso atau skitar 2,400 rupiah. Transportasi ini adalah bekas peninggalan tentara Amerika berupa mobil Jeep. Nah, daripada nggak kepakai, dimodiflah jadi angkot. Dan istilah Jeepney ini berasal dari dua kata yakni Jeep dan Knee. Jadi, kan kalau kita naik Jeepney kan hadap-hadapan. Karena tampatnya sempit, maka lutut kita bersentuhan dengan lutut penumpang di depan kita, dari situ lah muncul istilah jeep-knee dan sekarang jadi Jeepney.
Yang unik dari moda transportasi ini adalah penumpangnya bayar dengan cara estafet sambil bilang "bayad" yang berarti bayar. Kalau bayar untuk tiga orang tinggal ditambahin "tres" karena Filipino bilang angka pakai bahasa Spanyol. Jadi penumpang di belakang bayar ke penumpang di depannya lagi sampai akhirya sampai deh ke pak supir. Dan harus bayar dengan uang pas, otherwise nggak bakalan balik tuh kembalian. Dan, satu lagi, selalu waspada, tas harus selalu di depan, jangan di belakang karena kota ini kan terkenal sekali dengan copet dan tetek-bengeknya. Liar deh.
Rizal Park
Ini tempat paling ikonik dari Manila. Kalau di Indonesia itu Monas lah. Di sini kita bisa melihat patung Jose Rizal, pahlawan Philippine dan sekaligus di sini tempat eksekusi Jose Rizal oleh tentara Spanyol. Wajib ke sini!!!
Intramuros
Berasal dari kata Intra dan Muros yang berarti di dalam dan tembok. Jadi, Intramuros adalah kota di dalam tembok. Kota ini dibangun oleh kolonial Spanyol di mana temboknya berfungsi untuk melindungi kota dari musuh. Yang bisa tinggal di kota ini adalah orang Spanyol saja, sedangakan warga pribumi dan Cina dilarang masuk. Kota ini hancur oleh Perang Dunia II namun beberapa bagian telah direstorasi lagi. Di sini ada Roman Catholic Cathedral of Manila (Bagus banget!!!) di mana di dalamnya ada patung Saint Peter dan replika patung La Pieta karya Michelangelo. Ada juga Fort Santiago di mana kita bisa menyaksikan peninggalan sisa-sisa perang dan tahu bagaimana orang Philippine seperti halnya kebanyakan warga Asia lainnya benci dengan Jepang, dan betapa mereka secara historis berkawan dengan Amerika Serikat. Selain itu, ada juga Palasio del Gobernador, kawasan pendidikan, dan kawasan estate.
Patung Saint Peter |
Makati
Makati adalah kawasan bisnis di Manila. Di sini pusat finansial, yang high-end pusatnya di sini. Mall terbesar adalah Greenbelt yang terdiri dari 5 mall, Greenbelt 1-5. Berbagai baju bermerk ada di sini. Mall Greenbelt juga terkenal karena kawasan ini tempat belanjanya para pejabat dan artis. Kawasan Makati di malam hari lumayan okay karena banyak pub bertebaran di sini. Sayangnya, as I have no time jadi nggak sempat nyicipi kehidupan malam di Makati.
Casino
Karena Filipino demen banget berjudi, casino tumbuh subur di sini. Ada tiga casino besar, yakni Resort World Manila, City Of Dreams, dan Solaire. Selain itu, banyak juga casino kecil-kecil. Nggak hanya itu, orang-orang juga taruhan balap kua, jadi jangan heran kalau banyak orang ngumpul kayak orang antre sembako murah padahal mereka lagi mantengin horse race di layar TV.
Balut
Ini adalah makanan paling aneh, eksoktik dan menjijikkan yang pernah saya lihat secara langsung selama ini. Jadi Balut adalah telur busuk yang direbus dan ini dijadikan cemiln warga Philippine. Seriously jadi pas telurnya dibuka bisa dilihat tuh ada bulu-bulu ayam atau itik atau apalah, belum lagi bagian kepala. Harganya 15 peso per biji. Saya beli tiga, dan pas saya buka, sebenarnya nggak bau sih, sama halnya telur rebus pada umumnya tapi setelah lihat kepala dan bulu-bulu I was like "OMIGOD!!!!"
Kwek-Kwek
Kwek-Kwek dalah cemilan dari telur rebus (entah kenapa orang-orang di sini demen banget sama telur) dibelah dua dan digoreng dengan adonan warna orange. 12 peso per biji dan bisa ditambah acar atau kuah kayak kuah bakso gitu. Rasanya aneh.
Mani
Mani adalah cemilan berupa kacang goreng. Banyak sekali orang yang jual cemilan ini. Menurutku ini adalah makanan paling masuk akal deh. Enak banget. Kayak kacang goreng di Indonesia gitu, ada bawangnya.
Permen
Banyak sekali orang jualan permen di pinggir jalan. Bukannya pakai toples, melainkan digelar macam cabe di pasar sayur. Harganya 1 peso per biji. Macam di gambar ni, take a look!
Baclaran
Baclaran adalah pusat grosir garmen terbsar di Philippine. Jadi kalau mau beli baju murah ya di sini tempatnya. Pasar grosir buka pagi sampai jam 7 petang. Kalau malam juga ada orang yang jualan di sini, mulai baju, aksesoris, sandal, sepatu, buah-buahan, makanan, dan banyak lagi. Pernah saya beli apel cuma 50 peso isi lima biji. Gede-gede lagi. Tapi hrus hati-hati karena banyak copet. Yah, namanya juga scam city.
Jollibee
Seriously, nggak segitunya juga orang demen yang namanya fast food. Jollibee hampir di mana-mana di Manila. Seperti kuman. Setiap 100 mter pasti ada Jollibee. Tapi menurutku rasa makanannya sangat Filipino: manis-manis nggak jelas. Saya lebih suka makan di McDonald dari pada di Jollibee, disamping kalau kita makan di Jollibee harus rush. What the heck!
China Town
Kawasan ini mirip banget dengan yang di Hatyai. Di sini kebanyakan jual perhiasan dan makanan. Saya cuma sebentar saja di sini karena menurutku sama saja. It's China town.
National Museum
Sayang sekali pas ke sini lagi tutup. Padahal penasaran banget apa aja yang ada di sini, di samping bangunannya juga bagus. Shit!
Masih banyak lagi yang bisa dijelajahi di Metro Manila area, tapi karena terbatasnya waktu jadi cuma beberapa tempat saja yang baru bisa dikunjungi. Tapi kalau untuk berlibur, Cebu atau Boracay lebih cocok dari pada Manila. Maybe next time I will try those places.
See you next time :)
Cheap Trip: Phuket part 2
After a very long time, so, here we are. Chapter 2.
Okay, so your packs are ready, you're fit to travel. Let's get it started from...
Nongsa Pura Ferry Terminal to Tanah Merah Ferry Terminal
Tanah Merah Ferry Terminal - Woodlands Checkpoint - Malaysia's Johor Bahru's Checkpoint
Larkin Station - Hatyai in Thailand
Hatyai - Phuket
Okay, it seemed all's running smoothly. Then we took a bus to Phuket.
Lodge
Our lodge was 15 minutes away from Patong beach but it's okay. It's Phuket anyway :)