Berenang Dengan Hiupaus Di Kaimana, Papua Barat

Look how massive the fish are! sumber: ranggainthezone


Mendengar kata hiupaus pasti terbayang hewan yang besar dan menyeramkan karena bisa saja kita akan dimakan olehnya. Namun, banyak yang tidak mengira bahwa hewan ini sebenarnya adalah jenis hiu yang tidak akan memakan hewan besar termasuk manusia. 

Hiupaus atau whaleshark (nama latin Rhyncodon typus) merupakan hewan pemakan plankton dan merupakan jenis hiu terbesar sekaligus ikan terbesar di dunia, dengan panjang bisa mencapai 12 meter. Ikan ini dinamakan hiupaus karena ukuran tubunya yang sangat besar dan jenis makanan yang sama dengan paus. Tidak sedikit yang bingung apakah hiupaus itu hiu atau paus. Untuk membedakannya bisa dilihat dari ciri-ciri umum antara mamalia laut dan ikan, dengan melihat ekornya. Ikan memiliki ekor vertikal (tegak), sedangkan mamalia memiliki ekor horizontal (mendatar), misalnya paus, lumba-lumba. Selain itu, hiupaus bernafas menggunakan insang, tidak seperti paus dan lumba-lumba yang bernafas dengan paru-paru. 

Ikan yang dipanggil gurano oleh masyarakat Papua ini hidup di perairan tropis yang hangat. Jadi bisa dipastikan di Indonesia kita bisa melihat ikan ini. Salah satu yang terkenal adalah di Kaimana, Papua Barat dan kawasan Teluk Cenderawasih. Selain di dua tempat tersebut ada juga di Gorontalo dan pantai utara Jawa Timur (Situbondo dan sekitarnya). Kalau di luar negeri hiupaus teramati di daerah Filipina, Maladewa, dan daerah tropis lainnya. 


Now let's go to Kaimana to see them. 

Hiupaus biasanya berada di perairan Kaimana, lebih tepatnya di daerah Teluk Bicary. Bulan-bulan yang bagus untuk berkunjung adalah mulai Oktober hingga April di mana cuaca cerah dan laut teduh, hal yang sangat disukai oleh hewan ini. Perjalanan ke Teluk Bicary ditempuh selama satu jam dengan menggunakan longboat dari Kaimana. Disarankan untuk berangkat pagi sekali karena hiupaus biasanya akan ke permukaan sekitar pukul 7 pagi. 


Suasana di atas bagan. Sumber: Instagram

Di Teluk Bicari, seperti tempat-tempat di sekitarnya, terdapat bagan-bagan tempat hiupaus biasa mendekat untuk mencari makan. Bagan adalah sebuah platform mengambang di tengah laut yang digunakan untuk menangkap ikan menggunakan jaring. Jadi hiupaus akan berada di bagan-bagan tersebut (meskipun mereka cenderung menetap di salah satu atau dua bagan) untuk mendapatkan ikan-ikan kecil yang ikut terjaring oleh nelayan. 

Setelah sampai, kita beli umpan berupa ikan kecil yang nelayan bagan jual per box. Harganya bervariasi, bisa 250-300 ribu rupiah pee box-nya. Setelah semua siap, kita bisa terjun ke dalam air dan berenang, snorkeling atau bahkan menyelam dengan ikan raksasa tersebut. Tentunya harus dengan pemandu untuk aktivitas tersebut terutama menyelam. 

Nelayan akan melempar ikan-ikan kecil dalam box ke laut sedikit demi sedikit untuk memancing hiupaus agar tetap ke permukaan. Apabila beruntung, akan ada juga rombongan lumba-lumba dan ikan marlin yang menjadi free rider dan berebut umpan ikan. Bisa juga kita ikut memberikan umpan ikan dari atas bagan, namun hati-hati karena seringkali permukaan kayunya licin dan pengaruh ombak yang membuat bagan bergoyang setiap saat. 


Yang harus disiapkan:

* Baju renang / peralatan snorkeling 
* Sunscreen 
* Makanan dan airputih yang banyak untuk tetap terhidrasi.

Catatan:

Silahkan bertanya tentang harga sewa longboat, harga tergantung negosiasi.





Share:

Keindahan Namatota, Pulau Kecil Di Kaimana, Papua Barat

Pantai timur Pulau Namatota

Pulau Namatota terletak di sebelah tenggara kota Kaimana. Berjarak sekitar satu jam perjalanan dengan menggunakan longboat, pulau ini merupakan salah satu pulau yang menjadi bagian wilayah konservasi di Kaimana. Pulau ini terletak di bagian leher burung Pulau New Guinea dan berbatasan dengan laut Arafuru di sebelah barat, teluk Bicari di bagian utara dan timur, serta teluk Triton di sebelah selatan. 

Dulu Namatota adalah sebuah kerajaan. Berdasarkan sejarah, kerajaan di Papua berada di Semenanjung Bomberai dan Semenanjung Onin. Kerajaan Namatota atau juga dikenal Kerajaan Kowiai berada di Semenanjung Bomberai ini. Kerajaan Namatota tidak memiliki istana yang megah sebagaimana kerajaan lain pada umumnya. Namun, mereka memiliki sebuah Rumah Raja yang disebut sebagai Rumah Adat. Rumah Raja saat ini tidak lagi dihuni oleh raja tetapi hanya digunakan untuk menyimpan pernak-pernik atau assesoris raja-raja Namatota. Selain itu, yang bisa disaksikan dari sisa kerajaan ini adalah berupa makam keluarga yang terletak di samping masjid atau tepat berada di depan Rumah Raja.

Sebagian besar penduduk di pulau ini bekerja sebagai nelayan. Kekayaan laut di sekitar pulau memang tidak perlu diragukan lagi. Mereka menjual ikan hasil tangkapan ke pasar di Kaimana atau melalui perusahaan ikan yang berada tak jauh dari kampung Namatota. 

Beberapa tempat yang bagus untuk dikunjungi di sekitar pulau Namatota adalah kawasan Teluk Bicari di mana pengunjung bisa melihat mamalia laut seperti lumba-lumba dan paus Brydes. Selain itu perairan Teluk Triton yang memiliki pemandangan yang sangat bagus (di tulisan selanjutnya akan dibahas secara lebih rinci). Hal yang menjadi ikonik di pulau ini adalah jetty di sisi barat pulau, di mana Dion Wiyoko pernah berfoto untuk acara traveling terkenal sebuah stasiun TV. 

Pantai terkenal di sekitar Namatota adalah pantai Sangnus dan pantai panjang dengan hamparan pasir putih di seberang Namatota. Selain itu, hamparan pasir putih terbentang sepanjang pesisir barat pulau, yang berbatasan dengan bukit batuan di sisi dalam pulau. 

Waktu berkunjung terbaik adalah mulai bulan November sampai dengan April, saat musim Angin Barat. Pada waktu tersebut kita bisa menikmati laut yang teduh dan cuaca cerah. Bulan Juni-Agustus adalah puncak musim Angin Timur di mana cuaca buruk dan ombak besar sehingga akan sangat tidak nyaman untuk melakukan perjalanan. 

Share:

Kota Senja Kaimana, Papua Barat

Selama dua tahun saya di Kaimana, tidak ada perubahan yang dramatis dari kota kecil ini. Berbeda dengan kota-kota lain di nusantara, Kaimana dari sisi geografis berada cukup jauh dari kota besar terdekat, seperti Sorong atau Manokwari. Namun kota kecil ini sangat kaya akan budaya dengan bercampurnya latar belakang dari berbagai daerah, masyarakat lokal Papua, Makassar, Manado, Minahasa, Ambon, Jawa, Madura, Nusa Tenggara, budaya Cina dan Arab, semuanya hidup berdampingan di sini. 

Tidak ada hal fancy atau berbau metropolitan di sini. All is basic. Namun karena saya memang suka dengan tempat baru, orang-orang baru, nggak ada masalah. Now I'm going to show you some basic places in town. 

Pertama kita ke pasar Otsus. Salah satu tempat di mana kita bisa mengetahui keseharian masyarakat setempat, dan membaur adalah pasar tradisional. Tempat berniaga ini terletak antara Bandara Utarom dan Kota. Pasar ini terbagi dua, yakni pasar ikan yang berada persis di sebelah laut serta pasar sayur di seberangnya. Di pasar ikan terdapat banyak sekali jenis hasil laut, mulai cakalang, grouper, mubara (giant trevally), cumi-cumi, kerang dan tentunya kepiting Papua yang sangat terkenal itu. Dan harga kepitingnya murah, 8.000 - 12.000 rupiah per ekor. Dan besar. Selain itu ada daging seperti daging rusa dan babi. Di Kaimana jarang sekali tersedia daging sapi, karena memang jarang sekali peternak sapi di sini, kalaupun ada juga tidak memelihara banyak.

Di pasar sayur terdapat banyak buah-buahan yang sebagian besar dipasok dari luar daerah, seperti Manado. Di sini kalau beli sayur bukan menggunakan satuan per kilogram tapi tumpuk. Misalnya tomat 1 tumpuk. Unik sekali. Yang paling membahagiakan adalah ketika musim durian. It's like heaven of durian here and the whole town. 


Selanjutnya adalah pelabuhan Kaimana yang terletak di pusat kota. Biasanya orang-orang menghabiskan waktu di sekitar pelabuhan. Ada tempat bernama Jembatan Jodoh yang menghadap pelabuhan. Sebenarnya ini lebih seperti dermaga or maybe patio di samping laut ketimbang jembatan. Whatever

Seperti nama belakangnya, orang-orang percaya bisa mendapatkan teman atau bahkan jodoh di sini haha. Biasanya orang menghabiskan sore hari di sini, sambil menunggu momen matahari terbenam. Bahkan Presiden Jokowi juga pernah bersenja ria di sini saat beliau berkunjung pada tahun 2019. It's one of my favourite places in town. 

Selain itu di sepanjang jalan Trikora (yang menurutku seperti little China town-nya Kaimana) pada malam hari banyak penjual menjajakan dagangannya di sini, mulai aksesoris sampai makanan. Oh iya, ada tempat sate enak sekali di sini, di dekat kantor bank. Menurutku itu adalah sate terenak di kota! :D


 

Share: