Wake Me Up When My Life Ends

 As you'd killed me with love you'd given to me. I didn't even know what's so bad with you.


As the path you'd taken to find me. I couldn't even understand that this' so much true.


You gave me strength whenever I got weak

gave damn that tastes so sweet

What should I do if there ain't , nobody like you?


Surely I can hardly catch my breath

like I did when I firstly saw you

I take death, not after you

I want my life 

to end

sooner than yours


to ease the pain I should've eased off

just wake me up

when my life ends

As I'm addicted to the stuff

I only understand

of you

I do





Share:

Pengalaman Vaksinasi Covid-19 Dosis Pertama


Vaksin, Sinovac, Covid-19, sertifikat
Sertifikat vaksin dosis pertama


Setelah lebih dari satu tahun pandemi, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga: vaksin Covid-19. Di sini akan membahas tentang mekanisme mendapatkan vaksin mulai dari registrasi hingga notifikasi jadwal vaksinasi, dan efek yang dirasakan dari vaksin.

Alur registrasi vaksin

In my case, registrasi dilakukan secara online, tinggal follow salah satu akun puskesmas yang ada di sini dan klik link yang ada di bio. Link itu terhubung ke Google Form untuk diisi. Data yang harus dilengkapi adalah:


Nama:
Tanggal lahir:
NIK:
Alamat:
Nomor telpon:
Penyakit penyerta: (bila ada, ditulis selengkap-lengkapnya).

Setelah lengkap dan terkirim, dalam tempo 3-5 hari akan ada notifikasi melalui WhatsApp / SMS tentang jadwal vaksinasi. Di sini, tidak ada keharusan alamat KTP sama dengan domisili. Yang penting ada KTP asli, that's all. 


Dalam notifikasi tersebut terdapat nama, nomor urut, lokasi vaksinasi dan kisaran waktu yang telah ditentukan. 

Vaksinasi, Covid-19, Sinovac
Notifikasi jadwal vaksinasi dosis pertama



Hari H Vaksinasi

Saya datang ke puskesmas terdekat, dengan membawa KTP asli. Setelah itu, undangan yang dikirim melalui text message ditunjukkan ke bagian registrasi. Setelah itu adalah proses skrining. Petugas kesehatan cek tekanan darah, suhu tubuh dan menanyakan kondisi kita secara general (sehat hari ini? Ada sakit dalam beberapa hari terakhir? Apakah punya darah tinggi? Penyakit lainnya?) and all you had to do was to give the real answers, jadi mereka bisa determine apakah bisa lanjut vaksin atau tidak. Intinya harus jujur kalau pernah sakit jawab pernah, kalau ada penyakit lain sebut saja semuanya, kalau sedang medication jawab aja iya dan sebutkan obatnya apa saja. Setelah selesai dan fit, mereka memberikan lembar persetujuan dan saya masuk ke ruangan vaksin. 

Petugas hanya meminta membuka lengan baju bagian kiri, meminta untuk tenang and you got the jab! It was so quick! Setelah itu saya menyerahkan lembar persetujuan tadi beserta KTP asli untuk proses surat keterangan vaksin dosis 1. They call it certificate, I dunno why. Whatever. Setidaknya mereka tidak meminta fotokopi E-KTP. Oh anyway, jenis vaksinnya adalah Coronavac by Sinovac.

Setelah vaksin, akan diminta untuk tetap di lokasi setidaknya 15 menit, in case ada reaksi dari tubuh seperti pusing, mual dan reaksi tidak mengenakkan lainnya yang sekiranya butuh perawatan dan tentunya merepotkan beberapa orang. 

Tapi sepertinya saya harus di sana lebih dari 15 menit karena menunggu antrian surat itu. Selama masa tunggu itu petugas menanyakan apakah ada keluhan pusing atau yang lain kepada para peserta vaksin, which is good. Di surat itu tertera keterangan sudah vaksin, jadwal vaksin dosis kedua dan contact person yang bisa dihubungi kalau-kalau ada efek vaksin yang dirasakan cukup berat. Setelah dapat surat itu, you can continue your schedule and do your shxts. 

Efek setelah vaksin

Hari H: tidak ada yang signifikan selain rasa lapar dan lemas. Jadi bawaannya makan terus dan badan terasa lemas. Tidur bisa sangat nyenyak.

H+1 vaksinasi: lengan kiri bekas suntikan terasa ngilu sekali, pagi hari sedikit pusing dan demam, menjelang siang sekitar pukul 10:00 nafas sedikit berat. Saya bawa istirahat dan tengkurap, miring, while listening to some music. Siang hari everything went back to normal, kecuali rasa lemas dan ngilu di lengan like damnit! I asked my friend yang sudah vaksin, dan ternyata memang itu beberapa efek samping vaksin. Kebetulan dia dapat AstraZeneca dan setelah ia jelasin efek samping yang dia rasakan, I feel not really bad. At least gak mual atau muntah. It's very technical to talk about each kind of vaccines actually, all I want to say is: vaksin aja dulu apapun merk vaksinnya.

H+2 vaksinasi: Masih lemas tapi tidak selemas sebelumnya. Tapi keesokan harinya sudah tidak terasa apa-apa lagi, kecuali lengan kiri yang kadang masih ngilu. Did they jab it through my bone or what?  

Yang harus disiapkan setelah vaksin adalah paracetamol in case nanti demam, dan vitamin agar tubuh tetap fit. Tapi bahkan in my case I didn't take any of them, instead I had a very large portion of meal alias jadi lapar banget, makan buah banyak dan minum banyak tentunya. But it depends seberapa kuat efek yang dirasakan then you think you need to take the pills.

Oh iya, you'll get notified tentang sertifikat vaksin pertama and it'll be sent through SMS with a link in it. Just click the link and you'll spend sometime wondering alias lemot banget LMAO. Or you can download aplikasi PeduliLindungi, it's less complicated.

It's supposed to be in the second week of August I'll be having my second dose of vaccine but, turns out ada pengumuman kalau vaksinasi dosis kedua ditunda sampai waktu yang TIDAK ditentukan and I was like "What?!"

Anyway, get vaccinated, people! Mending divaksin daripada dipajang di cover surat Yasin. Ain't it? 

So, how's your vaccine experience?














Share:

Cara Membuat Selai Pala Dengan Mudah

pala, buah pala, selai pala, cara membuat selai pala
Buah pala bahan baku selai pala


Pala adalah salah satu jenis rempah-rempah yang sudah dikenal di Nusantara bahkan menjadi komoditas terpenting di awal penjajahan Belanda. 

Pala bisa dengan mudah ditemukan di Indonesia timur, mulai dari kepulauan Maluku seperti Banda Neira hingga Papua.

Di Kaimana sendiri ada sebagian masyarakatnya menanam pohon pala untuk dipanen dan diolah buahnya. Biasanya yang diprioritaskan adalah bagian biji dan "bunga", yakni selaput merah yang membungkus biji pala dan bunga itu adalah bagian paling mahal dari buah pala. Sedangkan daging buah diolah menjadi manisan pala dan selai pala. 

Selama tinggal di Kaimana, saya mendapatkan pengalaman menarik tentang mengolah daging buah pala menjadi selai. So, this is how it all was going.

1. Pertama kita petik dulu buah pala. Pilih yang sudah berwarna orange atau cokelat muda karena warna tersebut menandakan buah pala sudah cukup masak. Jangan memilih buah yang masih berwarna kuning karena akan terasa sangat asam. 

2. Setelah itu, kupas kulitnya, pisahkan biji dan bunganya dan iris dagingnya setebal 6 mm / setengah - satu sentimeter. 

3. Rendam dengan air garam selama kurang lebih semalaman untuk menghilangkan rasa asam dari dagingnya. Bisa juga menggunakan air laut. 

4. Setelah direndam, bilas kembali daging pala dengan air bersih, kemudian haluskan bisa menggunakan blender atau cobek seperti membuat sambal.

5. Setelah halus, masukkan pala halus ke dalam panci / wajan dan aduk dalam api sedang sampai mendidih dan mengental.

6. Terakhir adalah dengan menambahkan gula sesuai selera. Setelah mengental dan matang serta rasa pas, biarkan selai dingin. And the nutmeg jam is ready! :D

Share: